(HAKEKAT
PENGETAHUAN)
Dosen:
Drs.
Sudaryanto, M.Hum.
Oleh:
Ahmad Yani Fathur Rohman(13/349465/fi/03809)
pengantar
Pengetahuan adalah
informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang.
Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi,hipotesis, konsep,
teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas adalah benar atau berguna.
Dalam pengertian lain,
pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui
pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya
untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau
dirasakan sebelumnya.
Pengetahuan adalah
informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk
menindaki; yang lantas melekat di benak seseorang. Pada umumnya, pengetahuan
memiliki kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas
suatu pola. Manakala informasi dan datasekedar berkemampuan untuk
menginformasikan atau bahkan menimbulkan kebingungan, maka pengetahuan
berkemampuan untuk mengarahkan tindakan. Ini lah yang disebut potensi untuk
menindaki.
Khususnya dalam pokok bahasan Manajemen Pengetahuan, terdapat dua jenis
utama pengetahuan bila dilihat dari perihal eksplisitasnya:
Pengetahuan Implisit
Pengetahuan implisit
adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam bentuk pengalaman seseorang dan
berisi faktor-faktor yang tidak bersifat nyata seperti keyakinan pribadi, perspektif,
dan prinsip. Pengetahuan diam seseorang biasanya sulit untuk ditransfer ke
orang lain baik secara tertulis ataupun lisan. Kemampuan berbahasa, mendesain,
atau mengoperasikan mesin atau alat yang rumit membutuhkan pengetahuan yang
tidak selalu bisa tampak secara eksplisit, dan juga tidak sebegitu mudahnya
untuk mentransferkannya ke orang lain secara eksplisit.
Contoh sederhana dari
pengetahuan implisit adalah kemampuan mengendara sepeda. Pengetahuan umum dari
bagaimana mengendara sepeda adalah bahwa agar bisa seimbang, bila sepeda oleh
ke kiri, maka arahkan setir ke kanan. Untuk berbelok ke kanan, pertama belokkan
dulu setir ke kiri sedikit, lalu ketika sepeda sudah condong ke kenan, belokkan
setir ke kanan. Tapi mengetahui itu saja tidak cukup bagi seorang pemula untuk
bisa menyetir sepeda.
Seseorang yang memiliki
pengetahuan implisit biasanya tidak menyadari bahwa dia sebenarnya memilikinya
dan juga bagaimana pengetahuan itu bisa menguntungkan orang lain. Untuk
mendapatkannya, memang dibutuhkan pembelajaran dan keterampilan, namun tidak
lantas dalam bentuk-bentuk yang tertulis. Pengetahuan implisit seringkali
berisi kebiasaan dan budaya yang bahkan kita tidak menyadarinya.
Pengetahuan Eksplisit
Pengetahuan eksplisit
adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata
berupa media atau semacamnya. Dia telah diartikulasikan ke dalam bahasa formal
dan bisa dengan relatif mudah disebarkan secara luas. Informasi yang tersimpan
di ensiklopedia (termasuk Wikipedia) adalah contoh yang bagus dari pengetahuan
eksplisit.
Bentuk paling umum dari
pengetahuan eksplisit adalah petunjuk penggunaan, prosedur, dan video how-to.
Pengetahuan juga bisa termediakan secara audio-visual. Hasil kerja seni dan
desain produk juga bisa dipandang sebagai suatu bentuk pengetahuan eksplisit
yang merupakan eksternalisasi dari keterampilan, motif dan pengetahuan manusia.
Bagaimana membuat pengetahuan implisit menjadi eksplisit merupakan fungsi
utama dari strategi Manajemen Pengetahuan.
Pengetahuan empiris
Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi
dikenal sebagai pengetahuan empiris atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan
ini bisa didapatkan dengan melakukan pengamatan yang dilakukan secara empiris
dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang menjadi
pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan menggambarkan segala
ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris tersebut. Pengetahuan
empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi
berulangkali. Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk memimpin organisasi
dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang manajemen organisasi.
Pengetahuan rasionalisme
Pengetahuan rasionalisme
adalah pengetahuan yang diperoleh melalui akal budi. Rasionalisme lebih
menekankan pengetahuan yang bersifat apriori; tidak menekankan pada pengalaman.
Misalnya pengetahuan tentang matematika. Dalam matematika, hasil 1 + 1 = 2
bukan didapatkan melalui pengalaman atau pengamatan empiris, melainkan melalui
sebuah pemikiran logis akal budi.
Faktor-faktor yang memengaruhi pengetahuan
Pengetahuan
seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:
Pendidikan
Pendidikan adalah sebuah
proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat
kita kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu mencerdaskan manusia.
Media
Media yang secara khusus
didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Jadi contoh dari media
massa ini adalah televisi, radio, koran, dan majalah.
Informasi
Pengertian informasi
menurut Oxford English Dictionary, adalah "that of which one is apprised
or told: intelligence, news". Kamus lain menyatakan bahwa informasi adalah
sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang menekankan informasi sebagai
transfer pengetahuan. Selain itu istilah informasi juga memiliki arti yang lain
sebagaimana diartikan oleh RUU teknologi informasi yang mengartikannya sebagai
suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi,
mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu.
Sedangkan informasi sendiri mencakup data, teks, gambar, suara, kode, program
komputer, basis data. Adanya perbedaan definisi informasi dikarenakan pada
hakekatnya informasi tidak dapat diuraikan (intangible), sedangkan informasi
itu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data dan
pengamatan terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan melalui komunikasi.
2. Dari Segi Hakikat Pengetahuan
a. Idealisme
Idealisme berasal dari
bahasa latin idea yang berarti
gagasanatau ide. Sesuai dengan arti asal katanya, idealisme menekankan gagasan,
ide, isi pikiran, buah mental. Adapun yang tampak dianggap kalah benar, kalah
nyata, kalah bernilai.
Dalam etika, idealisme
berpendapat bahwa nilai etis, yang baik, adalah hal mental, perkara spiritual.
Yang baik bukanlah ada pada hidup, prilaku, dan perbuatan nyata, tetapi ada
dalam angan-angan, pikiran dan budi.betapa pun baiknya, suatu hidup, prilaku,
perbuatan tak ada yang sempurna. Kebaikan mutlak dan penuh, tanpa kekurangan
dan cacat apa pun, hanya ada dalam mental.
Idealisme
berpendirian bahwa pengetahuan adalah proses-proses mental ataupun proses-proses psikologis yang sifatnya
subjektif. Pengetahuan merupakan gambaran subjektif tentang kenyataan.
Pengetahuan tidak rnenggambarkan kebenaran yang sesungguhnya atau pengetahuan
tidak memberikan gambaran yang tepat tentang hakikat sesuatu yang berada di
luar pikiran.
Idealisme adalah doktrin
apapun yang meyakini bahwa realitas pada hakikatnya bersifat mental. Bentuk
utama idealisme meliputi 1. idealisme subjektif atau disebut juga imaterialisme
tokohnya berkeley yang meyakini bahwa yang eksis berarti dapat dicerap dan
dipahami. 2. Idealisme absolut dan idealisme trasedental meyakini bahwa
jiwa/pikiran hanya bisa dipahami secara tepat sebagai produk dari proses-proses
alami.
b. Empirisme
Adalah aliran permanen
dalam filsafat yang berusaha mengikat pengetahuan-pengetahuan kepada
pengalaman. Pengalaman dianggap entah sebagai kandungan-kandungan indrawi bagi
kesadaran, atau sebagai apa pun yang di ekspresikan di sejumlah kelas yang
dimaksud sehinggan dapat di amati benar tidaknya lewat penggunaan indra-indra.
Empirisme menyangkal adanya pengetahuan di luar apa pun yang diberikan oleh
teorisasi yang masuk akal tentang basis ini.
Seorang empirisis
menyatakan bahwa konsep-konsep bergantung sepenuhnya kepada pengalaman. Nihil in intellectu nisi prius in sensu(tidak
ada dalam hal intelektualitas yang tidak terkandung sebelumnya dalam indra)
Empirisme
berpendirian bahwa hakikat pengetahuan adalah berupa pengalaman. David Hume termasuk dalam empirisme radikal. Ia menyatakan bahwa idea-idea dapat
dkembalikan pada sensasi-sensai (rangsang indra). Pengalaman merupakan ukuran
terakhir dan kenyataan. William James menyatakan bahwa pemyataan tentang fakta
adalah hubungan di antara benda-benda dan sama banyaknya dengan pengalaman
khusus yang diperoleh secara langsung dengan indra.
c. Positivisme
Positivisme
berpendirian bahwa kepercayaan yang dogmatis harus digantikan dengan
pengetahuan faktawi. Apapun yang berada di luar dunia pengalaman tidak perlu
diperhatikan. Manusia harus menaruh perhatian pada dunia ini Sikap negative
positivisme terhadap kenyataan yang diluar pengalaman telah mempengaruhi
berbagai bentuk pemikiran modern, yaitu pragmatisme, instrumentalisme,
naturalisme ilmiah, dan behaviorisme. Penganut analis filsafati dewasa ini pada
umumnya adalah penganut empirisme. Beberapa tokoh diantaranya mengatakan bahwa
pemyataan yang mengandung arti adalah pernyataan yang dapat diverifikasi secara
empiris. Pernyataan yang tidak berdasar pengalaman atau tidak dapat
diverifikasi dianggap tidak bermakna atau bukan merupakan pengetahuan.
Positivisme comte,
meyakini kalau bentuk tertinggi atau satu-satunya pengetahuan adalah
pendeskripsian fenomena indra. Comte yakin ada tiga tahap dalam keyakinan
manusia: teologis,metafisik dan akhirnya positif. Dalam tulisannya, keyakinan
di asosiasikan dengan optimisme tentang jangkauan sains dalam manfaat dari
sosiologi yang sungguh ilmiah.
Pada abad ke-19, positivisme
juga di asosiasikan dengan teori evolusi, dan penanganan naturalistik apa pun
yang ketat terhadap kehidupan menusia. Turunan filsafat positivisme meliputi
filsafat mach dan positivisme logis.
d. Pragmatisme
pragmatisme mempunyai akar
dari bahasa yunani, pragmatikos,
dalam bahasa latin menjadi pragmaticus.
Arti harfiahnya adalah cakap dan berpengalaman dalam urusan hukum, perkara
negara, dan dagang. Sebagai aliran filsafat pragmatisme berpendapat bahwa
pengetahuan dicari bukan sekedar untuk tahu demi tahu, melainkan untuk mengerti
masyarakat dan dunia. Pengetahuan bukan
hanya sekedar objek pengertian, perenungan atau kontemplasi, tetapi untuk
berbuat sesuatu bagi kebaikan, peningkatan serta kemajuanmasyarakat dan dunia.
Pragmatisme lebih
memprioritaskan tindakan daripada pengetahuan dan ajaran. Pendirian pragmatis
mungkin lahir sebagai tanggapan kecewa terhadap kenyataan hidup yang ada. Rasa
kecewa muncul muncul karena mendapati berbagai tindak tidak konsisten dan
konsekuen dalam hidup. Baik dalam agama, budaya dan adat.atau mungkin lahir
muncul dari hati tulus dan kehendak baik untuk mau terlibat dan mau memberi
sumbangan nyata bagi kemajuan dan kesejahteraan dunia.
Pragmatisme tidak
mempersoalkan apa hakikat pengetahuan, tetapi menanyakan apa guna pengetahuan
tersebut. Daya pengetahuan hendaklah dipandang sebagai sarana bagi perbuatan.
CS. Pierce menyatakan bahwa yang penting adalah pengaruh apa yang dapat
dilakukan sebuah ide atau suatu pengetahuan dalam suatu rencana. Pengetahuan
kita tidak lain merupakan gambaran yang kita peroleh tentang akibat yang dapat
kita saksikan, Nilai dan suatu pengertian atau pengetahuan bergantung pada penerapannya yang nyata dalam
masyarakat. Pengetahuan yang dimiliki
manusia dikatakan benar tidak karena pengetahuan itu mencerminkan kenyataan, tetapi dikatakan benar kalau dapat
membuktikan manfaatnya bagi umum.
Sebagai paham etis
pragmatisme menyatakan bahwa yang baik adalah yang dapat dipraktekkan,
berdampak positif dan bermanfaat. Ada lima pembagian: 1. Kebaikan yang dilihat
dari manfaatnya tidak dapat dimengerti. 2. Kebaikan yang dilaksanakan malah mencelakakan.
3. Antara kebaikan dan pelaksanaan tidak ada hubungannya langsung. 4.
Pragmatisme dalam praktek dapt berubah menjadi paham utilitarisme. 5.
Pragmatisme dapat berubah menjadi paham egoistik.
William
James menyatakan bahwa ukuran kebenaran sesuatu itu ditentukan oleh akibat praktisnya. Sesuatu pengertian tidak
pernah benar, tetapi pengertian hanya dapat menjadi benar. Ukuran kebenaran
hendaknya dicari dalam tingkatan seberapa jauh manusia sebagai pribadi dan
secara psikis merasa puas.
John Dewey
menyatakan bahwa tidak perlu mempersoalkan kebenaran suatu pengetahuan, tetapi
sejauh mana kita dapat memecahkan persoalan yang timbul dalam masyarakat. Bagi John Dewey, kegunaan atau kemanfaatan untuk umum
hendaknya menjadi ukuran, sedangkan daya untuk mengetahui dan daya untuk
berpikir merupakan sarana. Bukan pengetahuan itu sendiri yang benar, melainkan
pengertian itu baru menjadi benar dalam rangka proses penerapannya. Dengan demikian,
pengetahuan bersifat dinamis karena harus sesuai dengan peristiwa-peristiwa
yang silih berganti dan yang mencerminkan hakikat alam semesta ini.
Daftar Pustaka
Sudaryanto, Drs, M.Hum. Modul Mata Kuliah Berbasis Riset Kegiatan
Peningkatan Mutu Akademik WCRU Fakultas
Filsafat UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2009 (Asas Asas Filsafat).
Yogyakarta. 2009.
Mangunhardjana, A. Isme-Isme dalam Etika dari A sampai Z.
Yogyakarta:kanisius, 1997.
Blackburn, simon. Kamus filsafat. Yogyakarta:pustaka
pelajar,2013
No comments:
Post a Comment