Pages

Friday, December 13, 2013

MENGENAL FILSAFAT
Ahmad Yani Fathur Rohman (13/349465/fi/03809)

1.      Definisi Filsafat
Secara Etimologis
      merupakan padanan kata falsafah (arab), philosophy (inggris), philosophie (belanda, jerman, prancis). Kesemuannya mempunyai asal kata yang sama yaitu philosophia dari bahasa yunani. Philosophia berasal dari dua kata philein (mencintai) atau philos (teman) dan shopos (bijaksana) atau sophia (kebijaksanaan). Bila di gabungkan bermakna mencintai hal-hal yang sifatnya bijaksana atau teman kebijaksanaan.
Secara Terminologis
      Para filsuf memberikan makna filsafat secara berbeda-beda, sesuai dengan problem filsafat dan tuntutan zaman. Seorang filsuf berusaha mengoreksi, mengkritisi pemikiran filsuf sebelumnya dan membangun filsafatnya sendiri. Tetapi filsuf memberikan pengertian dan fungsi filsafat berdasarkan kecenderungan umum meskipun menurut interpretasi pribadinya.
Diantara beberapa definisi filsafat yang dikemukakan para filsuf:
1.1. Plato: ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran yang asli dan murni. Penyelidikan tentang sebab-sebab dan asas-asas yang paling akhir dari segala sesuatu.
1.2. Aristoteles: Ilmu pengetahuan yang berusaha mencari prinsip-prinsip dan penyebab-penyebab dari realitas yang ada. Ilmu pengetahuan yang berupaya mempelajari being as being dan being as such.
1.3. Rene Descartes: himpunan dari segala pengetahuan yang pangkal penyelidikannya adalah mengenai tuhan, alam dan manusia.
1.4.William James: upaya yang luar biasa hebat untuk berpikir yang jelas dan terang.
1.5. R.F. Berling: mengajukan pertanyaan mengenai kenyataan seluruhnya atau hakikat, asas dan prinsip dari kenyataan. Suatu usaha untuk mencapai radix, atau akar kenyataan dari dunia wujud, juga akar kenyataan dunia sendiri.
Konsep atau definisi filsafat begitu banyak dan ini merupakan suatu keharusan bagi filsafat. Sebab kesamaan dan kesatuan justru akan mematikan filsafat untuk selama-lamanya.
2.      Sejarah Kata Filsafat
Pertama kali digunakan oleh pythagoras (572-497 sm). Suatu saat pythagoras ditanyai, apakah saudara seorang sophia (bijaksana)? Dengan rendah hati dia menjawab, bukan, saya hanya seorang filsuf(cinta kebijaksaan). Herakleitos (± 500 sm). hanya tuhan saja yang dapat disebut bijaksana. Plato (   ). Hanya manusia saja yang disebut filsuf, karena sebagai pendamba kebijaksanaan yang tidak dapat meraih sepenuhnya.
3.      Arti Sophia (kebijaksanaan) Secara Umum
Adalah usaha mencari keutamaan mental. Sophia sendiri pada awalnya mengandung pengertian yang lebih luas daripada kebijaksanaan. Istilah itu meliputi kemampuan bertukang (crafimanship), kebenaran pertama (first truth), pengetahuan luas (wide knowledge), kebajikanintelektual (intellectual virtue), kecerdikan dalam memutuskan hal-hal yang praktis (shrewdness in practical decision).
4.      Beberapa Kesalahpahaman Mengenai Filsafat
Filsafat adalah:
3.1. segala sesuatu yang serba rahasia, mistis dan aneh.
3.2. Kombinasi antara psikologi, astrologi dan teologi.
3.3. Ilmu yang paling istimewa dan paling tinggi, khusus untuk orang jenius atau berintelek luar biasa.
3.4. Tidak berharga untuk dipelajari, kerena hanya lelucon belaka atau omong kosong.
3.5. Ilmu yang tidak mempunyai kegunaan praktis.
3.6. Ilmu yang mengawang, tanpa dasar pijakan yang konkret. Bisa masuk pada segala ilmu, padahal suatu disiplin ilmu mempunyai satu objek kajian ilmiah.
3.7. Pelayan agama atau ancilla theologiae.
Beberapa kesalahpahaman dan kekeliruan justru menunjukkan ketidaktahuan apa sesungguhnya filsafat. Memang pengamatan sekilas terhadap filsafat dapat menyesatkan. Tetapi, apabila benar-benar disimak lebih serius dan mendalam akan  diminati, semakin memikat dan semakin memukau.
5.      Asal Mula Filsafat
5.1. Ketakjuban atau Thaumasia (kekaguman, keheranan dan ketakjuban). Ketakjuban pasti memiliki dua komponen, subjek dan objek. Subjek terdiri dari manusia yang berakal budi. Objek ada tiga kategori, pertama dapat dilihat dan diraba , kedua dapat dilihat tetapi tidak dapat diraba, dan ketiga tidak dapat dilihat dan tidak dapat diraba.
5.2. ketidakpuasan.
4.3. Hasrat bertanya. Pertanyaanlah yang membuat manusia melakukan pengamatan, penelitian dan penyelidikan.
4.4. Keraguan.
5.      Proses Berfilsafatnya Bangsa Yunani
     Bangsa hellenes masuk tanah yunani sekitar tahun 2000 SM, menyingkirkan penduduk asli  dan mengambil alih peradaban dan kebudayaan yunani yang sudah tinggi. Bangsa yunani menetap didaerah yang aman dan dia gemar mengembara khususnya ke dunia timur. Mereka ke mesir dan babylonia untuk belajar tulis-menulis, astronomi, matematika. Ke sumeria untuk belajar lingkaran dan hitungan sixagesial.
6.      Ciri-Ciri persoalan Filsafat
6.1. Tidak semata-mata faktawi.
6.2. Berkaitan dengan nilai.
6.3. Sangat umum
6.4. Implikatif .
6.5. Sinoptik (singkat/ringkas).
7.      Sifat Dasar Filsafat
7.1. Berpikir radikal. Tidak terpaku hanya pada suatu fenomena entitas tertentu.
7.2. Mencari asas. Arkhe (asas pertama, asal usul).
7.3. Memburu kebenaran.
7.4. Mencari kejelasan.
7.5. Berpikir rasional (logis-sisitematis-kritis).
8.      Ciri-Ciri Pemikiran Filsafat
8.1. Radikal.
8.2. Rasional.
8.3. Reflektif.
8.4. Konseptual.
8.5. Koheren.
8.6. Kritis.
8.7. Bebas.
8.8. Bertangung jawab.
8.9. Sistematis.
8.10.        Metodis.
9.      Peranan Filsafat
9.1. Pendobrak, baik mite maupun mitos.
9.2. Pembebas. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa filsafat membebaskan manusia dari segala jenis penjara yang hendak mempersempit ruang gerak akal budi manusia.
9.3. Pembimibing. Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir yang tak utuh dan begitu fragmenteris dengan membimbing manusia untuk berpikir secara sisteamtis dan metodis sekaligus integral dan koheren.

10.  Kegunaan Filsafat
10.1.         Bagi ilmu pengetahuan. Ketakterbatasan filsafat berguna bagi ilmu pengetahuan untuk menghubungkan antardisiplin ilmu pengetahuan. Disamping itu juga untuk memeriksa, mengevaluasi, mengoreksi dan lebih menyempurnakan prinsip-prinsip dan asas-asas yang melandasi berbagai ilmu pengetahuan.
10.2.         Dalam kehidupan praktis, filsafat mengiring manusia ke pengertian terang dan pemahaman yang jelas. Kemudian, menuntun manusia ke tindakan dan perbuatan konkret.
11.  Posisi Filsafat
11.1.        Sebagai sikap dan kepercayaan, khususnya terhadap kehidupan alam yang biasannya diterima dengan tidak kritis.
11.2.         Sebagai proses kritik dan reflektif, terhadap sikap yang kita junjung tinggi.
11.3.        Sebagai usaha untuk mendapatkan gambaran secara keseluruhan.
11.4.        Sebagai kritik pengetahuan.
11.5.        Sebagai analisa bahasa.
11.6.        Sebagai hasil pemikiran para filsuf.



12.  Objek Material dan Objek Formal Filsafat
12.1.        Objek Material (om): objek yang menjadi sasaran pemikiran filsafat yang ada dalam kenyataan objektif, dalam pikiran dan kemungkinan.
12.2.        Objek Formal (of): hakikat dari segala yang ada. Pengertian hakikat ada dua. Satu, menurut substansialisme dan esensialisme adalah inti atau isi dari barang atau sesuatu. Dua, menurut eksistensialisme dan fungsionalisme adalah makna atau arti sesuatu atau barang. Dan arti terdalam yang diberikan seseorang.
Daftar Pustaka
            Hendrik rapar, jan. Pengantar filsafat. Jogjakarta: kanisius.1996.
            Modul asas-asas filsafat bapak sudaryanto. 2009.
















1.     
Apa maksud dari pernyataan bahwa kepercayaan manusia tentang adanya tuhan merupakan suatu hal yang naluriah?
                                    Jawab
Manusia sejak lahir sudah membawa bakat-bakat naluriah termasuk keinginan manusia untuk bertuhan,hal ini bisa kita lihat dari sejarah manusia yang membuktikan bahwa manusia sangat membutuhkan tuhan dalam kehidupannya,meskipun orang primitif yang dalam kehidupanya belum mengenal informasi.mereka sudah memepercayai tuhan meskipun dalam batas daya khayalnya.dalam sejarah keyakinan tersebut berkembang menjadi animisme,dinamisme dan politeisme.
Hal diatas memberi kita kesimpulan bahwa agama itu suatu yang fitrah yang ada sejak manusia itu dilahirkan,tetapi biasannya manusia di lupakan dalam beragama karena tertipu oleh dunia. Jadi menurut saya kepercayaan manusia tentang adanya tuhan merupakan naluri dasar manusia.

2.      Sistem organisasi sosial merupakan unsur inti yang menjadi manifestasi dari kodrat manusia sebagai makhluk sosial. Coba jelaskan maksud dari pernyataan tersebut!
                                                Jawab
            Manusia disamping sebagai makhluk individu juga makhluk sosial.manusia bersosial          mempunyai dua alasan pokok,yang pertama naluri sosial dan yang kedua materi atau     tidak mampunya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.
            Secara tidak langsung sistem organisasi sosial juga memperlihatkan kualitas             masyarakatnya.semakin sistematis dan terstruktural organisasi masyarakat itu         menandakan peradabannya sudah maju.secara garis besar organisasi sosial terbagi            menjadi dua,yaitu formal dan non formal.baik formal maupun non formal menurut        Berelson dan Steiner(1964:55) sebuah organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.     Hierarkhi, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang tertentu yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih tinggi daripada anggota biasa pada organisasi tersebut.
2.     Besarnya dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya organisasi sosial memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak langsung (impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala “birokrasi”.
3.     Lamanya (duration), menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu organisasi lebih lama daripada keanggotaan orang-orang dalam organisasi itu.

3.      Menurut Anda, apa yang dimaksud dengan seni itu?
                                                Jawab
Ketika kita berbicara seni sama halnya kita berbicara tentang makanan yang tidak ada habisnya bila diulas karena seni itu selalu mengalir dan mempunyai tempat tersendiri dalam sejarah oleh karena itu seni sendiri merupakan “sembako” yang harus diperhatikan oleh tiap manusia(sujiwo tejo)
Ketika seni di kaitkan dengan ilmu maka seni akan melewati beberapa syarat-syarat keilmuwan yang berdampak pada mudahnya seni untuk dipelajari dan dikembangkan oleh kelompok lain. seperti halnya pengertian seni,ciri-ciri sesuatu yang mengandung nilai seni.objek formal dan objek material dll.bila dilihat dari segi historis seni adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan.
Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai. Bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu.
Suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermakna kematian dan mawar merah yang berarti cinta). Seni menurut media yang digunakan terbagi 3 yaitu :
1.Seni yang dapat dinikmati melalui media pendengaran atau (audio art), misalnya seni musik,seni suara,dan seni sastra,puisi dan pantun
2.Seni yang dinikmati dengan media penglihatan (Visual art)) misalnya lukisan, poster,seni bangunan, seni gerak beladiri dan sebagainya.
3.Seni yang dinikmati melalui media penglihatan dan pendengaran (audio visual art) misalnya pertunjukan musik, pagelaran wayang,film.
Disamping itu kita juga harus membedakan antara seni dan kebudayaan,kerena hal ini penting untuk proses pembelajaran.hasil pencarianku menemukan beberapa poin perbedaan mengenai seni dan kebudayaan,diantaranya:
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
            Seni: 1 kemampuan membuat karya yang bermutu 2 karya yang diciptakan dengan            keahlian yang luar biasa, dll.
            Budaya: 1 akal budi, pikiran 2 adat istiadat 3 kebiasaan, dll.
            Menurut Blog Art Energic
            Seni: Sesuatu yang bisa memuaskan batin seseorang karena keindahannya, keunikannya, ataupun hal lainnya.
            Budaya: Suatu kegiatan yang dihasilkan dari pola masyarakat yang dilakukan        berulang-ulang serta diturunkan dari satu generasi ke generasi.
            Dari penelusuran saya di Kamus bisa saya simpulkan bahwa seni sudah tentu budaya         sedangkan budaya belum tentu seni, seni dan budaya akan saling berkesinambungan    untuk menjadi sesuatu yang sangat bernilai di dunia ini.

                                                                        Selesai

Filsafat Patristik

 Mata kuliah:sejarah filsafat barat pramodern
Dosen:
Dr.Armaidy Armawi,M.Si.
Oleh:
          Ahmad Yani Fathur Rohman
             (13/349465/fi/03809)

1.      Pengertian
Patristik adalah zaman pemikiran kristiani yang dikuasai oleh para pater (bapak gereja). Mereka berfilsafat untuk kepentingan agama kristen.dalam menghadapi filsafat yunani kuno, sebagian menolaksama sekali, sebagian lainnya dapat menerimanya.

2.      Corak Patristik
1.      Dasar pemikiran berdasarkan kitab injil (wahyu).
2.      Para filsuf adalah para pater, sekaligus pemimpin gereja.
3.      Kebenaran muncul sebagai kaum apologit (pembela agama)
4.      Masalah-masalah yang timbul: hubungan akal dan wahyu, ketuhanan, penciptaan dan hubungan manusia dengan tuhan.

3.      Pembagian Patristik
A.    Patristik Timur
B.     Patristik Barat

A.    Patristik Timur

A.I. kaum Apologit
A.I.I. Aristides
Dia dari athena, yang menulis surat pembelaan yang ditujukan                          kepada kaisar hadrianus.
A.I.2. Yustinus Martir
Dari sikhem, palestina, yang menulis surat pembelaan kepada kaisar     Antonius pius dan menulis suatu dialog dengan orang yahudiyang bernama tryphon. Pemikirannya: 1. Ia tidak menolak filsafat yunani. 2. Tentang penciptaan dia berbeda dengan plato, mahluk tercipta dari bahan yang sudah ada, sesuai wahyu. 3. Agama kristen lebih tua dari filsafat yunanai, karena telah dinobatkan pada nabi musa.
A.I.3. Tatianus
Dia dari asur , murid yustianus, yang menulis diatessaron, semacam     harmonisasi injil.

A.2. kaum gnostik
     Dari kata yunani gnosis yang berarti pengetahuan. Aliran ini mengajarkan   menuju tuhan dari iman ke pengetahuan. Aliran ini adalah hasil peleburan dari berbagi gagasan dalam filsafat yunani kuno dan kitab suci kristen.
     Corak ajaran: 1. Ada pertentangan mutlak antara roh dan sebagai asas kebaikan dan benda sebagai asas kejahatan. 2. Penciptaan bukan oelh tuhan melainkan oleh tokoh rohani yang lebih rendah. 3. Kelepasan hanya dapat dicapai oleh sekelompok kecil orang yang berhasil naik dari iman ke gnosis.
A.3 Irenaeus(±202)
Menentang gnostik dengan alasan-alasan yang dialektis dan dengan     pembuktian kitab injil.

A.4. Madzhab Aleksandria
klemens (150-215) dari aleksandria, mesir.
Origenes (185-254)
Gregorius Nazienze (±390)
Basilius yang Agung
Gregorius dari Nyssa(±395)
A.5. Madzab Antiokhia
Johanes Chrysostomos.
Theododros
Ephraim

B.     Patristik Barat
B.I. tertullianus(160-222)
Pemikiran: 1. Kebenaran dan kebujaksanaan hanya ada dikitab suci. 2. Filsafat yunani telah digantikan oleh wahyu. 3. Saya percaya karena justru tak masuk akal.
B.2. Agustinus
   Dilahirkan di thagaste, di numedia pada tahun 354 dan meniggal 430. Ketika ia masih muda ia hidup menuruti hawa nafsunya. Setelah diombang-ambingkan Manikheisme ke dalam Skeptisisme dan Neoplatonisme, akhirnya ia bertobat dan di baptis pada tahun 387. Kemudian dia di tahbiskan menjadi imam di tahun 392. Karena kesalehan dan kecakapnnya dia di angkat menjadi uskup di hippo tahun 396. Dia di sebut guru skolastik sejati karena besar pengaruhnya di abad pertengahan.
   Pemikiran mengenai ketuhanaan: 1. Dasar kepastian dan kebenaran bersumber dari tuhan, zat metafisis. 2. Tuhan mengatasi segala pengertian dan pengetahuan           manusia. 3. Pengetahuan manusia tentang tuhan menampakkan ketidaktahuan. 4. Ajaran trinitas, tuhan esa dalam zatnya, tiga dalam pribadinya.
   Pemkiran tentang penciptaan: 1. Menganut prinsip creatio ex nihilo. 2. Dasar penciptaan adalah logos (akal) dan kebijaksanaan dari tuhan. 3. Dalam akal tuhan ada ide-ide ilahi. Semua penciptaan dari ide-ide ilahi. Manusia berperan dalam akalnya.
   Beberapa karangan Agustinius yang terkenal: 1. De trinitate (tentang trinitas). 2. De civitate dei (tentang negara tuhan). 3. Confessiones (pengakuan-pengakuan).
B.3. dionisus dari areopagos.
   Karangan yang terkenal adalah pseude dionysios areopagita. dionosusdimungkinkan memakai nama samaran karna sesuai dengan nama kitab yang ditulis.Penulis menguraikan tentang teologia kristiani, dari situ dapat disimpulkan, bahwa ia mengenal teologia pada waktu mengenal neoplatonisme.

   Menurut dia, Allah adalah asal segala sesuatu yang ada, yang keadaannya transeden secara mutlak. Sehingga tidak mungkin memikirkan tentang dia dengan cara yang benar, dan memberikan nama yang tepat. Hal ini disebabkan karena Allah mengatasi segala sesuatu yang ada, yang dipikirkan orang. Dionosius menekankan kepada kehendak bebas manusia. Ia menolak tentang ajaran perpindahan jiwa dan penyamaan antara tubuh dan dosa. 
Mengupas Permasalahan Pelayanan Difabel

Pelayanan yang diberikan UGM terhadap mahasiswa difabel masih kurang merata. Keluhan pun muncul dari para difabel.

Gedung baru UGM seperti di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik tampak berbeda dengan bangunan sekitarnya. Terlihat ramp di depan gedung dengan kemiringan yang telah diatur. Memasuki dalam gedung, terdapat lift yang memudahkan difabel untuk naik dan turun ke setiap lantainya. Di beberapa pintu toilet terdapat lambang orang memakai kursi roda. Itulah contoh gambaran fasilitas untuk difabel yang terdapat di gedung-gedung baru UGM. 
Semua mahasiswa termasuk difabel, harus tetap mendapatkan fasilitas yang dibutuhkan. ”Meskipun hanya satu difabel, mereka harus diberi fasilitas. Mereka mempunyai hak yang sama, sedikit atau banyak tidak menghalangi kita untuk membuat fasilitas difabel,” ujar Ir. Sudarmoko, M. Sc., Direktur Direktorat Pengelolaan dan Pemeliharaan Aset. UGM sendiri sedang gencar membangun fasilitas untuk difabel. Di sejumlah fakultas telah dibuat ramp, jalan miring dengan sudut kemiringan tertentu untuk pengguna kursi roda. Lift juga telah banyak didirikan untuk mempermudah akses difabel. Di beberapa fakultas juga telah tersedia toilet untuk pengguna kursi roda.  Begitu juga dengan markah untuk penyandang tuna netra yang telah menghiasi beberapa jalan di UGM. Di samping itu, di perpustakaan telah banyak buku yang ditulis dengan huruf braile. Hal tersebut tentu memudahkan penyandang tuna netra.
Keadaan itu tampak kontras dirasakan Zulhafis, mahasiswa komunikasi dan informasi Sekolah Vokasi. Zulhafis adalah salah satu difabel. Ia tidak bisa menikmati fasilitas lift karena gedung vokasi  bukan bangunan baru. Dia harus berjuang keras dengan kondisinya yang tuna daksa untuk sampai ke ruang kelasnya di lantai tiga tanpa bantuan lift. Padahal menurut Rivant, temannya, untuk berjalan sepuluh meter saja sudah menguras tenaganya. Maka dari itu tak jarang teman Zulhafis yang peduli membantu dengan membopongnya naik sampai lantai tiga.
Seharusnya UGM sejak dulu telah mempersiapkan segala fasilitas untuk difabel sebagai konsekuensi menerima mahasiswa difabel. Pasalnya, keberadaan lift, ramp, markah jalan tuna netra dan fasilitas difabel lain masih sangat terbatas jumlahnya. “UGM harus tidak segan menerima mahasiswa difabel, tetapi juga memfasilitasi. Menerima tanpa memfasilitasi sama juga bohong,” ungkap Mukhanif Yasin Yusuf selaku ketua UKM Peduli Difabel. Ia menambahkan bahwa UGM tidak membedakan mahasiswa difabel dengan mahasiswa normal yang berkuliah di UGM. Asalkan difabel lolos seleksi dan sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan, dia berhak diterima di UGM. Namun fasilitas yang kurang memadai membuat UGM terkesan setengah-setengah dalam menerima mahasiswa difabel.
Sebenarnya pembangunan fasilitas terus dikembangkan, tetapi pembangunan yang lamban membuat UGM berlarut-larut dalam masalah ini. Mukhanif mengeluhkan atas kurangnya perhatian terhadap isu difabel. UGM dianggap lamban dalam pengembangan fasilitas yang dibutuhkan difabel. “Jika dibandingkan dengan kampus lain seperti UIN Sunan Kalijaga atau Universitas Brawijaya, UGM jelas tertinggal dalam menanggapi isu difabel,” ujar Mukhanif. Ia menambahkan bahwa UGM dirasa belum siap bila dibandingkan kampus lain yang sudah lebih dulu menanggapi isu tentang difabel ini.  Pembangunan ramp misalnya, belum lama dilakukan pihak UGM, itupun hanya ada dibeberapa fakultas saja.
Di sisi lain pembuatan markah jalan tuna netra kurang begitu optimal. Markah yang ada belum bisa maksimal digunakan, karena proses pembuatan tata letaknya yang belum sempurna. “Pasalnya pembangunan markah jalan dibangun oleh manusia normal yang kurang bisa merasakan kebutuhan tuna netra,” tegas Soedarmoko. Begitu juga dengan pembangunan lift yang seharusnya ada untuk mempermudah akses penyandang tuna daksa terhalang oleh beberapa kendala.
Berberapa bangunan di UGM terkendala masalah cagar budaya. Misalnya di sekolah vokasi, pengadaan lift menjadi suatu hal yang sangat sulit diwujudkan. Mengingat wilayah sekip unit IV sebagai gedung cagar budaya yang harus dijaga sisi kehistorisannya. Menurut Mukhanif jika fasilitas fisik untuk tuna daksa berupa lift tidak bisa dibangun. Seharusnya fasilitas nonfisik berupa pemindahahan ruang perkuliahahan di lantai satu dapat dijadikan alternatif. Hal tersebut tentu saja mempermudah akses penyandang tuna daksa sampai ke ruang perkuliahannya .
Selain itu, pendataan mahasiswa difabel sendiri baru dilaksanakan pada 2013. “Sedangkan pendataan mahasiswa difabel angkatan 2012 ke atas sepenuhnya diserahkan pada UKM Peduli Difabel,” ujar Senawi. Mukhanif mengatakan bahwa pendataan terhadap mahasiswa difabel ini sangatlah penting. “Dengan data tersebut kami bisa mengadvokasikan mahasiswa difabel lebih mudah,” tutur Mukhanif. Ia menambahkan, pendataan yang diterapkan mulai 2013 ini merupakan desakan dari UKM Peduli Difabel.
Teguh Sudibyo, ST., MT., selaku dosen jurusan Teknik Pengelolaan dan Pemeliharaan Infrastruktur Sipil saat ditemui di Sekip unit IV vokasi mengatakan, “Untuk tempat yang mengacu pada cagar budaya, pembangunan memang sulit dikembangkan, mengingat sejarah bangunan tersebut. Tapi kami terus mengupayakan bagaimana fasilitas untuk difabel bisa terus dipenuhi,” ujar Teguh. Beliau juga menambahkan bahwa pemindahan kelas sebenarnya telah banyak dilakukan. “Namun kebijakan tersebut kembali pada bagian akademik masing-masing jurusan yang bertanggung jawab atas kebijakan pemindahan kelas tersebut,” kata Teguh.
Bagian akademik memberlakukan kebijakan untuk menyatukan perkuliahan mereka dengan mahasiswa nondifabel. “UGM memperlakukan kami sama dengan yang lainnya, sehingga tidak ada pengotak-ngotakan antara mahasiswa difabel dan nondifabel,” ujar Mukhanif. Dia juga menambahkan bahwa difabel hanya mempunyai cara yang berbeda dalam aktivitas tertentu. Misalnya untuk menerima materi, difabel tuna rungu membutuhkan fasilitas tambahan berupa microphone
Menurut Sudarmoko, UGM mempunyai tujuan tertentu untuk tidak memisahkan ruangan kuliah difabel dengan nondifabel. Tujuannya agar difabel terbiasa dan mudah berorganisasi, berkomunikasi dan bergaul dengan lingkungan awam. Dengan demikian mereka menjadi mahasiswa yang mempunyai soft skills yang baik. Selain itu dunia kerja yang akan mereka lalui setelah lulus sama beratnya yang dialami mahasiswa nondifabel. “Hal ini akan membiasakan mereka bersatu dengan yang lainnya. Saat berhadapan dengan pasar tenaga kerja, mereka tidak akan mendapatkan fasilitas khusus.” ujar Sudarmoko.

Sebenarnya para difabel memiliki keinginan yang tidak muluk-muluk. “Kami hanya menginginkan pihak UGM untuk memenuhi kebutuhan difabel sepenuhnya. Misalnya menyediakan fasilitas untuk difabel secara merata, karena kami merasa saat ini masih setengah-setengah,”pungkas Mukhanif. [Ahmad, Catur]