MENGENAL
FILSAFAT
Ahmad Yani Fathur Rohman
(13/349465/fi/03809)
1.
Definisi
Filsafat
Secara
Etimologis
merupakan
padanan kata falsafah (arab), philosophy (inggris), philosophie (belanda, jerman, prancis).
Kesemuannya mempunyai asal kata yang sama yaitu philosophia dari bahasa yunani. Philosophia berasal dari dua kata philein (mencintai) atau philos (teman) dan shopos (bijaksana) atau sophia
(kebijaksanaan). Bila di gabungkan bermakna mencintai hal-hal yang sifatnya
bijaksana atau teman kebijaksanaan.
Secara
Terminologis
Para
filsuf memberikan makna filsafat secara berbeda-beda, sesuai dengan problem
filsafat dan tuntutan zaman. Seorang filsuf berusaha mengoreksi, mengkritisi
pemikiran filsuf sebelumnya dan membangun filsafatnya sendiri. Tetapi filsuf
memberikan pengertian dan fungsi filsafat berdasarkan kecenderungan umum
meskipun menurut interpretasi pribadinya.
Diantara beberapa definisi filsafat yang
dikemukakan para filsuf:
1.1.
Plato: ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran yang asli dan murni. Penyelidikan
tentang sebab-sebab dan asas-asas yang paling akhir dari segala sesuatu.
1.2.
Aristoteles: Ilmu pengetahuan yang berusaha mencari prinsip-prinsip dan
penyebab-penyebab dari realitas yang ada. Ilmu pengetahuan yang berupaya
mempelajari being as being dan being as such.
1.3.
Rene Descartes: himpunan dari segala pengetahuan yang pangkal penyelidikannya
adalah mengenai tuhan, alam dan manusia.
1.4.William
James: upaya yang luar biasa hebat untuk berpikir yang jelas dan terang.
1.5.
R.F. Berling: mengajukan pertanyaan mengenai kenyataan seluruhnya atau hakikat,
asas dan prinsip dari kenyataan. Suatu usaha untuk mencapai radix, atau akar kenyataan dari dunia
wujud, juga akar kenyataan dunia sendiri.
Konsep atau definisi filsafat begitu
banyak dan ini merupakan suatu keharusan bagi filsafat. Sebab kesamaan dan
kesatuan justru akan mematikan filsafat untuk selama-lamanya.
2.
Sejarah
Kata Filsafat
Pertama kali digunakan oleh pythagoras (572-497 sm). Suatu saat
pythagoras ditanyai, apakah saudara seorang sophia (bijaksana)? Dengan rendah
hati dia menjawab, bukan, saya hanya seorang filsuf(cinta kebijaksaan). Herakleitos (± 500 sm). hanya tuhan
saja yang dapat disebut bijaksana. Plato
( ). Hanya manusia saja yang disebut
filsuf, karena sebagai pendamba kebijaksanaan yang tidak dapat meraih
sepenuhnya.
3.
Arti
Sophia (kebijaksanaan) Secara Umum
Adalah usaha mencari keutamaan mental. Sophia
sendiri pada awalnya mengandung pengertian yang lebih luas daripada
kebijaksanaan. Istilah itu meliputi kemampuan bertukang (crafimanship), kebenaran
pertama (first truth), pengetahuan luas (wide knowledge), kebajikanintelektual
(intellectual virtue), kecerdikan dalam memutuskan hal-hal yang praktis (shrewdness
in practical decision).
4.
Beberapa
Kesalahpahaman Mengenai Filsafat
Filsafat adalah:
3.1. segala sesuatu yang serba rahasia,
mistis dan aneh.
3.2. Kombinasi antara psikologi,
astrologi dan teologi.
3.3. Ilmu yang paling istimewa dan
paling tinggi, khusus untuk orang jenius atau berintelek luar biasa.
3.4. Tidak berharga untuk dipelajari,
kerena hanya lelucon belaka atau omong kosong.
3.5. Ilmu yang tidak mempunyai kegunaan
praktis.
3.6. Ilmu yang mengawang, tanpa dasar
pijakan yang konkret. Bisa masuk pada segala ilmu, padahal suatu disiplin ilmu
mempunyai satu objek kajian ilmiah.
3.7. Pelayan agama atau ancilla theologiae.
Beberapa kesalahpahaman dan kekeliruan
justru menunjukkan ketidaktahuan apa sesungguhnya filsafat. Memang pengamatan
sekilas terhadap filsafat dapat menyesatkan. Tetapi, apabila benar-benar
disimak lebih serius dan mendalam akan
diminati, semakin memikat dan semakin memukau.
5.
Asal
Mula Filsafat
5.1.
Ketakjuban atau Thaumasia (kekaguman, keheranan dan ketakjuban). Ketakjuban
pasti memiliki dua komponen, subjek dan objek. Subjek terdiri dari manusia yang
berakal budi. Objek ada tiga kategori, pertama dapat dilihat dan diraba , kedua
dapat dilihat tetapi tidak dapat diraba, dan ketiga tidak dapat dilihat dan
tidak dapat diraba.
5.2.
ketidakpuasan.
4.3.
Hasrat bertanya. Pertanyaanlah yang membuat manusia melakukan pengamatan, penelitian
dan penyelidikan.
4.4.
Keraguan.
5.
Proses
Berfilsafatnya Bangsa Yunani
Bangsa
hellenes masuk tanah yunani sekitar tahun 2000 SM, menyingkirkan penduduk
asli dan mengambil alih peradaban dan
kebudayaan yunani yang sudah tinggi. Bangsa yunani menetap didaerah yang aman
dan dia gemar mengembara khususnya ke dunia timur. Mereka ke mesir dan
babylonia untuk belajar tulis-menulis, astronomi, matematika. Ke sumeria untuk
belajar lingkaran dan hitungan sixagesial.
6.
Ciri-Ciri
persoalan Filsafat
6.1.
Tidak semata-mata faktawi.
6.2.
Berkaitan dengan nilai.
6.3.
Sangat umum
6.4.
Implikatif .
6.5.
Sinoptik (singkat/ringkas).
7.
Sifat
Dasar Filsafat
7.1.
Berpikir radikal. Tidak terpaku hanya pada suatu fenomena entitas tertentu.
7.2.
Mencari asas. Arkhe (asas pertama, asal usul).
7.3.
Memburu kebenaran.
7.4.
Mencari kejelasan.
7.5.
Berpikir rasional (logis-sisitematis-kritis).
8.
Ciri-Ciri
Pemikiran Filsafat
8.1.
Radikal.
8.2.
Rasional.
8.3.
Reflektif.
8.4.
Konseptual.
8.5.
Koheren.
8.6.
Kritis.
8.7.
Bebas.
8.8.
Bertangung jawab.
8.9.
Sistematis.
8.10.
Metodis.
9.
Peranan
Filsafat
9.1.
Pendobrak, baik mite maupun mitos.
9.2.
Pembebas. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa filsafat membebaskan manusia
dari segala jenis penjara yang hendak mempersempit ruang gerak akal budi
manusia.
9.3.
Pembimibing. Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir yang tak utuh dan
begitu fragmenteris dengan membimbing manusia untuk berpikir secara sisteamtis
dan metodis sekaligus integral dan koheren.
10. Kegunaan Filsafat
10.1.
Bagi ilmu pengetahuan. Ketakterbatasan
filsafat berguna bagi ilmu pengetahuan untuk menghubungkan antardisiplin ilmu
pengetahuan. Disamping itu juga untuk memeriksa, mengevaluasi, mengoreksi dan
lebih menyempurnakan prinsip-prinsip dan asas-asas yang melandasi berbagai ilmu
pengetahuan.
10.2.
Dalam
kehidupan praktis, filsafat mengiring manusia ke pengertian terang dan pemahaman
yang jelas. Kemudian, menuntun manusia ke tindakan dan perbuatan konkret.
11. Posisi Filsafat
11.1.
Sebagai sikap dan kepercayaan, khususnya
terhadap kehidupan alam yang biasannya diterima dengan tidak kritis.
11.2.
Sebagai
proses kritik dan reflektif, terhadap sikap yang kita junjung tinggi.
11.3.
Sebagai usaha untuk mendapatkan gambaran
secara keseluruhan.
11.4.
Sebagai kritik pengetahuan.
11.5.
Sebagai analisa bahasa.
11.6.
Sebagai hasil pemikiran para filsuf.
12. Objek Material dan Objek Formal
Filsafat
12.1.
Objek Material (om): objek yang menjadi
sasaran pemikiran filsafat yang ada dalam kenyataan objektif, dalam pikiran dan
kemungkinan.
12.2.
Objek Formal (of): hakikat dari segala
yang ada. Pengertian hakikat ada dua. Satu, menurut substansialisme dan esensialisme
adalah inti atau isi dari barang atau sesuatu. Dua, menurut eksistensialisme
dan fungsionalisme adalah makna atau arti sesuatu atau barang. Dan arti
terdalam yang diberikan seseorang.
Daftar
Pustaka
Hendrik
rapar, jan. Pengantar filsafat.
Jogjakarta: kanisius.1996.
Modul
asas-asas filsafat bapak sudaryanto.
2009.