Pages

Friday, December 13, 2013

MENGENAL FILSAFAT
Ahmad Yani Fathur Rohman (13/349465/fi/03809)

1.      Definisi Filsafat
Secara Etimologis
      merupakan padanan kata falsafah (arab), philosophy (inggris), philosophie (belanda, jerman, prancis). Kesemuannya mempunyai asal kata yang sama yaitu philosophia dari bahasa yunani. Philosophia berasal dari dua kata philein (mencintai) atau philos (teman) dan shopos (bijaksana) atau sophia (kebijaksanaan). Bila di gabungkan bermakna mencintai hal-hal yang sifatnya bijaksana atau teman kebijaksanaan.
Secara Terminologis
      Para filsuf memberikan makna filsafat secara berbeda-beda, sesuai dengan problem filsafat dan tuntutan zaman. Seorang filsuf berusaha mengoreksi, mengkritisi pemikiran filsuf sebelumnya dan membangun filsafatnya sendiri. Tetapi filsuf memberikan pengertian dan fungsi filsafat berdasarkan kecenderungan umum meskipun menurut interpretasi pribadinya.
Diantara beberapa definisi filsafat yang dikemukakan para filsuf:
1.1. Plato: ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran yang asli dan murni. Penyelidikan tentang sebab-sebab dan asas-asas yang paling akhir dari segala sesuatu.
1.2. Aristoteles: Ilmu pengetahuan yang berusaha mencari prinsip-prinsip dan penyebab-penyebab dari realitas yang ada. Ilmu pengetahuan yang berupaya mempelajari being as being dan being as such.
1.3. Rene Descartes: himpunan dari segala pengetahuan yang pangkal penyelidikannya adalah mengenai tuhan, alam dan manusia.
1.4.William James: upaya yang luar biasa hebat untuk berpikir yang jelas dan terang.
1.5. R.F. Berling: mengajukan pertanyaan mengenai kenyataan seluruhnya atau hakikat, asas dan prinsip dari kenyataan. Suatu usaha untuk mencapai radix, atau akar kenyataan dari dunia wujud, juga akar kenyataan dunia sendiri.
Konsep atau definisi filsafat begitu banyak dan ini merupakan suatu keharusan bagi filsafat. Sebab kesamaan dan kesatuan justru akan mematikan filsafat untuk selama-lamanya.
2.      Sejarah Kata Filsafat
Pertama kali digunakan oleh pythagoras (572-497 sm). Suatu saat pythagoras ditanyai, apakah saudara seorang sophia (bijaksana)? Dengan rendah hati dia menjawab, bukan, saya hanya seorang filsuf(cinta kebijaksaan). Herakleitos (± 500 sm). hanya tuhan saja yang dapat disebut bijaksana. Plato (   ). Hanya manusia saja yang disebut filsuf, karena sebagai pendamba kebijaksanaan yang tidak dapat meraih sepenuhnya.
3.      Arti Sophia (kebijaksanaan) Secara Umum
Adalah usaha mencari keutamaan mental. Sophia sendiri pada awalnya mengandung pengertian yang lebih luas daripada kebijaksanaan. Istilah itu meliputi kemampuan bertukang (crafimanship), kebenaran pertama (first truth), pengetahuan luas (wide knowledge), kebajikanintelektual (intellectual virtue), kecerdikan dalam memutuskan hal-hal yang praktis (shrewdness in practical decision).
4.      Beberapa Kesalahpahaman Mengenai Filsafat
Filsafat adalah:
3.1. segala sesuatu yang serba rahasia, mistis dan aneh.
3.2. Kombinasi antara psikologi, astrologi dan teologi.
3.3. Ilmu yang paling istimewa dan paling tinggi, khusus untuk orang jenius atau berintelek luar biasa.
3.4. Tidak berharga untuk dipelajari, kerena hanya lelucon belaka atau omong kosong.
3.5. Ilmu yang tidak mempunyai kegunaan praktis.
3.6. Ilmu yang mengawang, tanpa dasar pijakan yang konkret. Bisa masuk pada segala ilmu, padahal suatu disiplin ilmu mempunyai satu objek kajian ilmiah.
3.7. Pelayan agama atau ancilla theologiae.
Beberapa kesalahpahaman dan kekeliruan justru menunjukkan ketidaktahuan apa sesungguhnya filsafat. Memang pengamatan sekilas terhadap filsafat dapat menyesatkan. Tetapi, apabila benar-benar disimak lebih serius dan mendalam akan  diminati, semakin memikat dan semakin memukau.
5.      Asal Mula Filsafat
5.1. Ketakjuban atau Thaumasia (kekaguman, keheranan dan ketakjuban). Ketakjuban pasti memiliki dua komponen, subjek dan objek. Subjek terdiri dari manusia yang berakal budi. Objek ada tiga kategori, pertama dapat dilihat dan diraba , kedua dapat dilihat tetapi tidak dapat diraba, dan ketiga tidak dapat dilihat dan tidak dapat diraba.
5.2. ketidakpuasan.
4.3. Hasrat bertanya. Pertanyaanlah yang membuat manusia melakukan pengamatan, penelitian dan penyelidikan.
4.4. Keraguan.
5.      Proses Berfilsafatnya Bangsa Yunani
     Bangsa hellenes masuk tanah yunani sekitar tahun 2000 SM, menyingkirkan penduduk asli  dan mengambil alih peradaban dan kebudayaan yunani yang sudah tinggi. Bangsa yunani menetap didaerah yang aman dan dia gemar mengembara khususnya ke dunia timur. Mereka ke mesir dan babylonia untuk belajar tulis-menulis, astronomi, matematika. Ke sumeria untuk belajar lingkaran dan hitungan sixagesial.
6.      Ciri-Ciri persoalan Filsafat
6.1. Tidak semata-mata faktawi.
6.2. Berkaitan dengan nilai.
6.3. Sangat umum
6.4. Implikatif .
6.5. Sinoptik (singkat/ringkas).
7.      Sifat Dasar Filsafat
7.1. Berpikir radikal. Tidak terpaku hanya pada suatu fenomena entitas tertentu.
7.2. Mencari asas. Arkhe (asas pertama, asal usul).
7.3. Memburu kebenaran.
7.4. Mencari kejelasan.
7.5. Berpikir rasional (logis-sisitematis-kritis).
8.      Ciri-Ciri Pemikiran Filsafat
8.1. Radikal.
8.2. Rasional.
8.3. Reflektif.
8.4. Konseptual.
8.5. Koheren.
8.6. Kritis.
8.7. Bebas.
8.8. Bertangung jawab.
8.9. Sistematis.
8.10.        Metodis.
9.      Peranan Filsafat
9.1. Pendobrak, baik mite maupun mitos.
9.2. Pembebas. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa filsafat membebaskan manusia dari segala jenis penjara yang hendak mempersempit ruang gerak akal budi manusia.
9.3. Pembimibing. Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir yang tak utuh dan begitu fragmenteris dengan membimbing manusia untuk berpikir secara sisteamtis dan metodis sekaligus integral dan koheren.

10.  Kegunaan Filsafat
10.1.         Bagi ilmu pengetahuan. Ketakterbatasan filsafat berguna bagi ilmu pengetahuan untuk menghubungkan antardisiplin ilmu pengetahuan. Disamping itu juga untuk memeriksa, mengevaluasi, mengoreksi dan lebih menyempurnakan prinsip-prinsip dan asas-asas yang melandasi berbagai ilmu pengetahuan.
10.2.         Dalam kehidupan praktis, filsafat mengiring manusia ke pengertian terang dan pemahaman yang jelas. Kemudian, menuntun manusia ke tindakan dan perbuatan konkret.
11.  Posisi Filsafat
11.1.        Sebagai sikap dan kepercayaan, khususnya terhadap kehidupan alam yang biasannya diterima dengan tidak kritis.
11.2.         Sebagai proses kritik dan reflektif, terhadap sikap yang kita junjung tinggi.
11.3.        Sebagai usaha untuk mendapatkan gambaran secara keseluruhan.
11.4.        Sebagai kritik pengetahuan.
11.5.        Sebagai analisa bahasa.
11.6.        Sebagai hasil pemikiran para filsuf.



12.  Objek Material dan Objek Formal Filsafat
12.1.        Objek Material (om): objek yang menjadi sasaran pemikiran filsafat yang ada dalam kenyataan objektif, dalam pikiran dan kemungkinan.
12.2.        Objek Formal (of): hakikat dari segala yang ada. Pengertian hakikat ada dua. Satu, menurut substansialisme dan esensialisme adalah inti atau isi dari barang atau sesuatu. Dua, menurut eksistensialisme dan fungsionalisme adalah makna atau arti sesuatu atau barang. Dan arti terdalam yang diberikan seseorang.
Daftar Pustaka
            Hendrik rapar, jan. Pengantar filsafat. Jogjakarta: kanisius.1996.
            Modul asas-asas filsafat bapak sudaryanto. 2009.
















No comments:

Post a Comment